ads

Senin, 23 Maret 2015

Makna Dibalik Ritual Innai

Makna Dibalik Ritual Innai (Daun Pacar/Henna/Mehndi) pada Pernikahan Tradisional di Indonesia



Daun pacar atau Inai dan bahkan ada yang menyebutnya dengan Henna, adalah tumbuhan yang biasa digunakan kaum wanita untuk menghias kuku. Sudah sejak jaman dulu, wanita di Semenanjung Medeterania, Melayu dan juga Indonesia menggunakan daun tersebut untuk mewarnai kuku agar terlihat cantik. Selain untuk mewarnai tangan dan kaki, daun inai juga berguna untuk mengobati luka ringan seperti kulit tergores dan sebagainya.

Sebagian besar prosesi pernikahan tradisional di beberapa daerah yang ada di Indonesia memasukan ritual pemakaian daun pacar sebagai salah satu ritual pernikahan. Masing-masing daerah memiliki arti dan makna tersendiri untuk ritual tersebut, meski di masa sekarang ritual ini dianggap oleh sebagian kalangan masyaarakat Indonesia sebagai pelengkap prosesi pernikahan suatu adat semata. Apa saja makna dan arti dari ritual memakai inai atau daun pacar tersebut?


---------------------------------------------------------------

Malam Bohgaca dari Aceh

Arti dari Malam Bohgaca adalah Malam Berinai (mengenakan pacar atau inai) dan dilakukan sebelum akad nikah dilangsungkan. Daun pacar/ inai melambangkan isteri sebagai obat pelipur lara sekaligus sebagai perhiasan rumah tangga. Daun pacar yang sudah di lepas dari tangkainya, ditempatkan dalam piring besar kemudian ditumbuk. Daun pacar ini akan dipakaikan beberapa kali sampai menghasilkan warna merah yang terlihat alami.

---------------------------------------------------------------

Malam Bainai dari Minangkabau

Malam Bainai di Minangkabau adalah malam seribu harapan, seribu doa bagi kebahagiaan rumah tangga anak daro yang akan melangsungkan pernikahan esok harinya. Tumbukkan daun inai atau daun pacar, di torehkan pada kuku calon mempelai oleh orang tua, ninik mamak, saudara, handaitaulan dan orang-orang terkasih lainnya.

Bainai berarti melekatkan tumbukan halus daun pacar merah atau daun inai ke kuku-kuku calon pengantin wanita. Tumbukan ini akan meninggalkan bekas warna merah cemerlang pada kuku. Lazimnya berlangsung malam hari sebelum akad nikah. Tradisi ini sebagai ungkapan kasih sayang dan doa restu dari para sesepuh keluarga mempelai wanita.Pada malam itu  seluruh kerabat dan handai tolan dari orangtua calon anak daro, diberikan kesempatan untuk memberikan doa restunya untuk melepas dara yang akan melangsungkan pernikahan pada keesokan harinya.

Busana khusus untuk upacara bainai yakni baju tokoh dan bersunting rendah. Perlengkapan lain yang digunakan antara lain air yang berisi keharuman tujuh kembang, daun iani tumbuk, payung kuning, kain jajakan kuning, kain simpai dan kursi untuk calon mempelai.

Calon mempelai wanita dengan baju tokoh dan bersunting rendah dibawa keluar dari kamar diapit kawan sebayanya. Acara mandi-mandi secara simbolik dengan memercikkan air harum tujuh kembang oleh para sesepuh dan kedua orang tua. Selanjutnya, kuku-kuku calon mempelai wanita diberi inai.


Menurut kepercayaan zaman dahulu, kegiatan memerahkan kuku-kuku jari calon anak daro ini juga mengandung arti magis. Ujung-ujung jari yang dimerahkan dengan daun inai dan dibalut daun sirih, mempunyai kekuatan untuk melindungi si calon anak daro dari kemungkinan ada manusia yang iri dengan si calon anak daro.Kuku-kuku yang telah diberi pewarna merah yang berarti juga selama dia berada dalam kesibukan menghadapi berbagai macam perhelatan perkawinannya itu dia akan tetap terlindung dari segala mara bahaya.

Setelah selesai melakukan pesta-pesta, warna merah pada kuku-kukunya menjadi tanda kepada orang-orang lain bahwa dia sudah berumah tangga, sehingga bebas dari gunjingan kalau dia pergi berdua dengan suaminya ke mana saja.




---------------------------------------------------------------

Berinai dari Riau

Pada malam hari sebelum upacara pernikahan dilakukan, maka diadakan pemakaian daun inai pada kedua mempelai. Tujuan upacara ini adalah untuk menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya, memunculkan aura dan cahaya calon pengantin dan memunculkan wibawa pengantin pria.

---------------------------------------------------------------

Berpacar dari Palembang

Upacara berpacar adalah mewarnai seluruh kuku tangan dan kaki, juga telapak tangan dan telapak kaki yang disebut pelipit menggunakan daun pacar atau inai. Kesan merah pada pacar berguna untuk mengusir segala jenis makhluk halus, dan daun pacar sendiri dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk memberi kesuburan bagi pengantin perempuan.

---------------------------------------------------------------

Pasang Pacar dari Lampung

Acara Pasang Pacar biasanya dilakukan satu hari, usai acara Betanges (mandi uap) dan Berparas (menghilangkan bulu-bulu halus & membentuk alis agar sang gadis terlihat cantik menarik). Hal ini juga akan mempermudah sang juru rias untuk membentuk cintok pada dahi dan pelipis calon pengantin wanita. Kemudian dilanjutkan dengan acara Pasang Pacar (inai) pada kuku-kuku agar penampilan calon pengantin semakin menarik pada keesokan harinya.

---------------------------------------------------------------

Malem Pacar dari Betawi

Acara Malem Pacar dilakukan usai Prosesi Ngerik atau mencukur bulu kalong dan membuatkan centung pada rambut di kedua sisi pipi di depan telinga. Acara Malem Pacar adalah malam mempelai wanita memerahkan kuku kaki dan tangannya dengan pacar.

---------------------------------------------------------------

Akkorotigi/Mapacci dari Bugis-Makassar

Upacara ini merupakan ritual pemakaian daun pacar ke tangan si calon mempelai. Daun pacar memiliki sifat magis dan melambangkan kesucian. Menjelang pernikahan biasanya diadakan malam pacar atau Wenni Mappaci (Bugis) atau Akkorontigi (Makassar) yang artinya malam mensucikan diri dengan meletakan tumbukan daun pacar ke tangan calon mempelai. Orang-orang yang diminta meletakan daun pacar adalah orang-orang yang punya kedudukan sosial yang baik serta memiliki rumah tangga langgeng dan bahagia. Malam Mappaci dilakukan menjelang upacara pernikahan dan diadakan di rumah masing-masing calon mempelai.


---------------------------------------------------------------

Sumber : 
http://www.bidakaraweddingexpo.com/pernikahan-melayu-makna-dibalik-ritual-inai-daun-pacar/
http://singkarak-traveler.blogspot.com/2012/04/malam-bainai-pada-pesta-perkawinan.html#ixzz3UppnkagE

Sumber gambar : http://www.cuoioeacciaio.com

0 komentar

Posting Komentar